Setelah melakukan pencatatan, akan muncul rekomendasi resmi dari Kemenkes RI terkait apa saja yang harus dilakukan dan perlu dihindari sesuai kondisi pengguna untuk mendukung gaya hidup sehat. Pengguna juga dapat mencatat secara berkala untuk terus memantau kondisi kesehatan diri.
Secara spesifik, melalui fitur ini pengguna juga dapat mengetahui risiko terjangkit penyakit diabetes melitus. Sistem akan membandingkan data indeks massa tubuh dan gula darah pengguna yang telah diinput sebelumnya dan mengeluarkan hasil analisa risiko terhadap penyakit diabetes.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
"Ke depan, fitur diari ini akan terus dikembangkan untuk pencatatan kesehatan lainnya," katanya.
Terkait fitur Pustaka Nakes, kata Setiaji, dapat diakses pada menu ‘Pustaka Kesehatan’, atau menu yang sama untuk mengakses fitur ‘Pustaka Obat’ yang terlebih dahulu dirilis untuk memudahkan pengguna dalam mengakses informasi terkait obat kanker.
Fitur Pustaka Nakes dapat dimanfaatkan pengguna untuk mencari profil dan informasi dokter dan dokter gigi berdasarkan lokasi yang diinginkan di seluruh puskesmas dan rumah sakit di Indonesia.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Selain itu, pencarian juga dapat disaring berdasarkan nama fasilitas kesehatan (faskes) dan spesialisasi dokter yang dibutuhkan.
“Data dokternya berasal dari Master Nakes Index yang terintegrasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Kemenkes RI, sehingga informasi yang ditampilkan paling terupdate dan masyarakat bisa mengetahui di mana tempat dokter praktik serta nomor Surat Tamda Registrasi-nya,” pungkasnya.[mga]