Dalam pandangannya, keberadaan Nusantara International Convention and Exhibition (NICE) yang akan beroperasi penuh pada 2026, serta tumbuhnya pusat-pusat kuliner baru, akan memperkaya ekosistem ekonomi kreatif dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) di kawasan utara Jakarta.
"PIK 2 akan menjadi magnet baru tidak hanya untuk wisatawan domestik, tetapi juga global," imbuhnya.
Baca Juga:
Terletak di Jalur Strategis Selat Malaka, MARTABAT Prabowo-Gibran: Pelabuhan Kuala Tanjung Siap Jadi Transshipment Port Internasional
KRT Tohom Purba yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menegaskan bahwa percepatan pembangunan tersebut menjadi model inspiratif untuk kawasan aglomerasi lain di Indonesia.
"Pembangunan berbasis aglomerasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mendesak. Integrasi infrastruktur, fasilitas publik, dan konektivitas kawasan harus menjadi prioritas utama jika kita ingin bersaing di kancah regional dan global," katanya.
Lebih jauh, ia berharap kolaborasi aktif yang terjalin di PIK 2 bisa diadaptasi di wilayah-wilayah lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan.
Baca Juga:
Dukung Percepatan Pembangunan Kawasan Metropolitan Rebana, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Rencana Kemenhub Siapkan Bandara Kertajati Khusus Embarkasi Haji dan Umrah
"Yang kita butuhkan adalah keberanian bertindak, kemampuan membaca arah masa depan, dan keteguhan untuk terus mempercepat pembangunan. Ini momentum emas yang tidak boleh kita lewatkan," pungkas Tohom.
Dengan kehadiran Tol Kataraja dan berbagai fasilitas baru di PIK 2, optimisme membangun Indonesia dari kawasan-kawasan strategis kian menguat.
[Redaktur: Mega Puspita]