Pasalnya menurut Febiyan, wilayahnya itu berbentuk mangkuk.
Sehingga, luapan air kiriman kerap masuk dan membanjiri area sekitar tempat tinggalnya.
Baca Juga:
Kerab Alami Banjir GKI Bajem Ciracas Minta Direlokasi
"Di sini juga jalannya belum rata tinggi. Ada yang pendek, ada yang rendah. Itu saluran irigasi buat pembuangan dari waduknya juga belum terarah," kata Febiyan.
"Jadi paling minta pembantukan dari pemerintah, buat jalur-jalur airnya," imbuh dia.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Diah (53).
Baca Juga:
Guizhou China Dikepung Air Bah, 80.000 Orang Dievakuasi dan Jembatan Runtuh Diterjang Banjir
Dirinya yang memiliki toko alas kaki di depan rumahnya itu, harus merelakan semua barang dagangannya tak lagi layak untuk dijual.
Pasalnya, seluruh sendal maupun sepatu yang dijualnya tandas tak bersisa akibat tertelan arus banjir.
"Habis semua ya Allah toko saya," kata Diah dengan lirih.