“Akhirnya kita dengan swadaya, gotong royong, berkumpul untuk membersihkan sampah. Jadi benar-benar murni warga yang dekat tempat sampah. Bahkan pada awalnya RT lain dan RW tidak dilibatkan. Karena ini warga yang disini sudah tersiksa sekali. Jadi tentu yang digerakkan warga yang sekeliling ini dulu,” ujar pria lulusan arsitektur dari Belgia ini.
Sebanyak 25 truk sampah berhasil diangkut dari lokasi dengan swadaya sendiri, dengan biaya patungan warga sekitar.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Tekad Pemprov Bali Jadi Destinasi Wisata Bebas Sampah Dunia
“Karena keresahan itulah sebenarnya yang mendorong kami dari awal hingga saat ini jadi senang sama lingkungan hidup. Karena keresahan. Jadi bukan tiba-tiba kami jadi senang sama lingkungan hidup. Artinya memang ada penyebabnya,” ujar pria kelahiran Medan, Sumatera Utara itu.
Setelah sampah berhasil diangkut ke luar komplek, Andy bersama warga lain kembali memutar otak.
Memanfaatkan lahan yang awalnya tempat pembuangan sampah menjadi tempat bercocok tanaman produktif. [WAHANANEWS / TIO]
Baca Juga:
Bank Kalsel Serahkan Bantuan CSR Mesin Pengelolaan Sampah untuk Banjarmasin
Andy mulai menawarkan kepada warga sekeliling untuk memanfaatkan lahan 1.200 meter persegi itu menjadi lahan produktif seperti bercocok tanam sayuran.
Komunitas A Green
Akhirnya warga sekitar lahan sepakat membentuk komunitas A-Green dengan kegiatan bercocok tanam singkong, kangkung, caisim, kailan, dan tanaman lainnya.