Dalam konteks ini, masa jabatan yang terlalu lama dalam satu posisi strategis sering kali menurunkan inovasi dan meningkatkan risiko penyalahgunaan kewenangan, sebagaimana terlihat dalam pembahasan Pansus Parkir terkait maraknya parkir liar tanpa izin di Jakarta. Selain itu, stagnasi jabatan juga berpotensi menghambat perkembangan karier ASN lain di lingkungan Dishub, serta menimbulkan kejenuhan, menurunkan motivasi, dan memicu menurunnya etos kerja.
Evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Kadishub DKI Jakarta menjadi langkah penting untuk memulai reformasi internal yang lebih besar. Berbagai upaya perlu ditempuh, mulai dari pembenahan manajemen transportasi, peningkatan kualitas layanan publik, integrasi sistem transportasi antarmoda, hingga percepatan implementasi kebijakan pengendalian lalu lintas seperti Electronic Road Pricing.
Baca Juga:
Kepala BKD DKI Chaidir Diserang Hoaks dengan Tuduhan Dugaan Jual Beli Jabatan
Pergantian pejabat strategis juga dapat menjadi momentum untuk memulihkan kepercayaan publik serta memperkuat komitmen pemerintah daerah dalam menangani persoalan kemacetan yang hingga kini belum terselesaikan. Reformasi kelembagaan melalui rotasi kepemimpinan akan memberikan ruang bagi inovasi, memperbaiki koordinasi lintas sektor, dan memastikan bahwa kebijakan transportasi berjalan secara efektif, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan masyarakat
Sebaliknya, jika Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, tidak segera mengambil keputusan terkait pergantian atau rotasi Kadishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, stagnasi akan terus berlanjut.
Potensi mandeknya implementasi ERP semakin terbuka lebar. Selain itu, kemacetan juga mungkin berisiko menjadi semakin parah, boleh jadi inovasi kebijakan tidak berkembang, dan potensi maladministrasi dapat makin meluas. Jika kondisi ini terjadi jelas merugikan masyarakat Jakarta yang membutuhkan terobosan yang cepat, terukur, dan konsisten untuk menangani kemacetan yang kian meluas dan kompleks.
Baca Juga:
Menakar Untung & Rugi Pernyataan Pramono: Hanya Ingin Menjabat Gubernur Jakarta Satu Periode, Tak Tergiur Nyapres
[Redaktur: Alpredo Gultom]