“BrainEye memungkinkan deteksi dan intervensi lebih awal—mengurangi beban penyakit, biaya perawatan kesehatan, dan ketergantungan jangka panjang. Manfaat BrainEye tidak hanya dirasakan oleh pasien. Bagi para caregiver, intervensi dini mengurangi beban perawatan pribadi,” paparnya.
Menurutnya, tenaga medis mendapat manfaat dari berkurangnya tekanan pada sistem kesehatan yang sudah kewalahan. Sementara itu, masyarakat memperoleh keuntungan dari peningkatan produktivitas, penurunan kebutuhan perawatan jangka panjang, dan pengurangan biaya kesehatan publik. BrainEye, kata dia, adalah tentang menyediakan alat yang proaktif dan berbasis sains untuk semua orang.
Baca Juga:
Berikut 6 Tips Cara Mudah Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah
BrainEye juga merevolusi skrining gegar otak dalam olahraga. Tes SCAT tradisional masih bergantung pada observasi subjektif dan umumnya hanya digunakan setelah gejala muncul.
Sebaliknya, BrainEye menyediakan data objektif dan real-time yang terbukti tiga kali lebih dapat direproduksi dibanding SCAT. Dalam uji klinis dengan atlet AFL elit, BrainEye mencapai tingkat sensitivitas 100% dan spesifisitas 85%, berhasil mengidentifikasi pemain yang didiagnosis mengalami gegar otak melalui data pergerakan mata yang abnormal.
Lebih jauh, BrainEye dapat diintegrasikan dengan protokol gegar otak yang sudah ada, memberikan wawasan berbasis data secara real-time kepada tim medis klub. Teknologi ini sangat penting bagi 95% atlet yang bukan profesional dan tidak memiliki akses langsung ke tenaga medis, sehingga dapat meningkatkan keselamatan di sekolah, akademi, dan klub olahraga komunitas.
Baca Juga:
Berikut ini 5 Tips Menghindari Gigi Kuning Setelah Minum Kopi
Lebih lanjut, Emmanuel Petit, legenda sepak bola pemenang Piala Dunia dan Brand Ambassador BrainEye mengatakan, berdasarkan pengalamanya dalam dunia sepak bola dan dalam kehidupannya, melindungi otak adalah hal terpenting.
“Sepanjang karier saya, kemampuan mengambil keputusan dengan cepat adalah segalanya—saya harus berada dalam performa terbaik, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dalam budaya sepak bola yang dinamis seperti di Indonesia, di mana olahraga ini berkembang pesat dan banyak talenta muda bermunculan di seluruh negeri, BrainEye memberikan alat bagi para atlet dan pelatih untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih aman,” ungkap Petit.
Selain itu, menurutnya, peluncuran BrainEye di Indonesia mencerminkan penguatan kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam bidang inovasi kesehatan, transformasi digital, dan investasi teknologi.