Lebih lanjut, Tohom juga mengingatkan bahwa perencanaan tata ruang kawasan ini sebaiknya tidak tersandera kepentingan politik jangka pendek.
Ia berharap pemerintah pusat memberikan dukungan kuat terhadap harmonisasi antarwilayah ini sebagai bagian dari agenda strategis nasional.
Baca Juga:
Investor Global Masuk Kertajati, MARTABAT Prabowo-Gibran Dorong BUMN Turut Percepat Ekonomi Rebana
"Jabodetabekjur adalah megapolitan yang unik. Selain menyentuh teknis tata kota, tapi juga strategi ketahanan wilayah dan daya saing global. Perlu leadership yang berani dan visioner, dari pusat sampai ke daerah," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memastikan bahwa kawasan Jabodetabekjur akan menjadi wilayah aglomerasi yang saling terkait dalam pengelolaan pembangunan lintas sektor, mulai dari transportasi, penataan ruang, hingga pengelolaan limbah dan kesehatan.
Tito juga menyebut bahwa nomenklatur tersebut mengacu pada UU DKJ dan tidak bisa digantikan dengan istilah lain seperti megapolitan atau metropolitan Jakarta yang selama ini sering digunakan publik.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo–Gibran Dorong BUMN dan Swasta Tiru Intiland-Nindya Karya Bangun Pemukiman untuk Kementerian dan ASN
[Redaktur: Sobar Bahtiar]