Lebih jauh, Tohom menambahkan bahwa toko-toko komunitas ini bisa menjadi media distribusi produk lokal dan UMKM yang selama ini kalah bersaing dalam rak-rak ritel besar.
“Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mendefinisikan ulang ekosistem ritel nasional. Kita jangan tergantung pada satu-dua jaringan besar. Diversifikasi dan keberpihakan pada ritel rakyat adalah bentuk nyata dari kedaulatan ekonomi,” pungkasnya.
Baca Juga:
Dukung Inovasi Ritel, Wamendag Roro Tegaskan Kontribusi Ritel bagi Ekonomi dan Perdagangan Nasional
Sebelumnya, pihak PT Sumber Alfaria Trijaya menjelaskan bahwa keputusan penutupan gerai-gerai mereka murni berdasarkan pertimbangan efisiensi bisnis.
“Kalau secara bisnis masih bagus tapi biaya sewanya enggak make sense, ya harus kita tutup,” ujar Anggara. Ia juga menyebut bahwa tekanan operasional yang tinggi membuat banyak gerai tidak lagi berkelanjutan, meski penjualan tetap tumbuh.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]