Dua dari 12 sekuriti tidak mau dan bersedia menandatangani surat konsekuensi itu.
Berbagai upaya dilakukan Burhan agar kedua sekuriti ini mau menandatangani surat tersebut namun tetap ditolak.
Baca Juga:
Hendak Berbuka Puasa, Rumah Warga di Cengkareng Terbakar, Diduga Korsleting Listrik
Tepat pada tanggal 28 berikutnya, Burhan kembali meminta kedua sekuriti itu untuk tandatangan, namun tetap ditolak dengan alasan keduanya tidak bersalah secara personal.
“Akhirnya dua hari setelah itu, saya sampaikan kepada kedua sekuriti mau tandatangan atau tidak, mulai besok kalian sudah saya anggap tidak bekerja sebagai sekuriti di RW 09 Rawa Buaya,” kata Burhan yang mengatakan dari sini lah sebab musabab polemik muncul.
Pada kesempatan itu, Burhan juga mengklaim selama dirinya menjabat Ketua RW 09 Rawa Buaya selalu berusaha menjaga keamanan wilayah, sistem keamanan juga sudah dirubah, termasuk gaji sekuriti dan jam kerja sekuriti dengan catatan semakin disiplin dalam bekerja.
Baca Juga:
Polisi Usut Kasus Pria Tewas di Apartemen Cengkareng, Jakarta Barat
Burhan juga menyampaikan alasan mengapa gaji tidak ditransfer langsung ke rekening masing-masing sekuriti karena sebagian besar sekuriti itu belum memiliki rekening bank. Sekuriti juga keberatan jika ada pemotongan administrasi transfer yang dibebankan kepada mereka.
Ia juga mengungkapkan alasan mengapa bukan bendahara RW yang langsung menyerahkan gaji 12 sekuriti.
“Bendahara ini juga kan sibuk. Juga biar saya sekalian dapat menyampaikan evaluasi kerja kepada 12 sekuriti. Itulah alasan mengapa saya harus menyerahkan langsung gaji secara tunai, dan bukan bendahara,” kata Burhan.