Burhan yang telah menjabat RW 09 sejak 2019 itu mengatakan jika kewenangan sekuriti itu menjadi kendali RW sepenuhnya.
“Semua keputusan terkait sekuriti menjadi tanggungjawab RW setelah diskusi bersama pengurus terutama menyangkut gaji,” ungkapnya.
Baca Juga:
Hendak Berbuka Puasa, Rumah Warga di Cengkareng Terbakar, Diduga Korsleting Listrik
Ia juga mengakui bahwa polemik ini sengaja ia tidak komunikasikan dengan para RT-RT karena masih belum tuntas.
“Saya pending dulu. Kalau saya umumkan ke RT-RT nanti bisa keruh lagi, tapi ternyata sudah meledak,” ungkap Burhan yang sudah dua periode menjadi Ketua RW 09 Rawa Buaya.
Sementara itu, di tempat terpisah tapi masih di lokasi kelurahan, Agus Gunawan (31), Sekuriti yang telah dipecat Burhan menanggapi bahwa ia tidak mau menandatangani surat peringatan konsekuensi yang disodorkan Burhan karena merasa dirinya disudutkan.
Baca Juga:
Polisi Usut Kasus Pria Tewas di Apartemen Cengkareng, Jakarta Barat
“Kami 12 sekuriti kompak tidak mengirim foto laporan patroli karena sudah kesepakatan bersama soalnya gaji belum dibayar. Artinya kesepakatan bersama, bukan personal,” ungkap Agus yang baru 10 bulan lebih menjadi sekuriti di RW 09.
Kemudian mengenai pelanggaran yang dituduh ikut seruduk rumah warga, Agus membantah itu bukan seruduk. Kami datang untuk menanyakan kapan gaji dibayarkan.
“Semua sekuriti ikut ke rumah bendahara didampingi RT-RT yang peduli untuk menanyakan nasib gaji kami,” kata Agus yang juga ikut dalam pertemuan itu.